Selasa, 05 November 2013

Kirab Pusaka Dari Kota Lama Ke Kota Baru "Grebeg Suro 2013"

Prosesi tahunan kirab pusaka Pemkab Ponorogo, menyongsong tahun baru Muharam, menjadi peutup rangkaian Grebeg Suro. Untuk tahun ini, digelar Senin (4/11/2013).
Sebelum dikirab empat buah pusaka yang menjadi simbol pengagem (Pegangan) pemerintah Ponorogo di masa lalu ini, terlebih dahulu dilakukan prosesi pengambilan pusaka dari tempat penyimpanannya, di halaman petilasan (Makam) Batoro Kathong, yang berada di Desa Setono, Kecamatan Jenangan.
Setelah dilanjutkan pemberangkatan keempat pusaka kejayaan Kabupaten Ponorogo, yaitu Tunggul Nogo, pusaka berbentuk
tombak, Songsong Tunggul Wulung pusaka berbentuk payung, Angkin Cinde Puspito pusaka berbentuk sabuk serta Pusaka Kiai Baru (Pusaka Pemerintahan sekarang) menuju kota tengah atau pusat pemerintahan sekarang.
Kirab diikuti oleh berbagai element masyarakat, baik dari Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo, BUMN, BUMD, sekolah dan perguruan tinggi, yang merupakan gambaran fragmentasi kejayaan pemerintahan Kerajaan Wengker hingga masa sekarang ini.
Setelah tiba di Paseban Alun-alun Ponorogo keempat pusaka itu dijamas (Dimandikan), dengan air bunga telon. Airnya diambil dari dari 7 sumber mata air di Ponorogo. Diantaranya, Sumber Air Gunung Kucur, Sumber Air Telaga Ngebel, Sumber Air Masjid Tegalsari (tertua) dan sejumlah sumber mata air lainnya.
Tombak dan payung yang pucuknya merupakan mata tombak, Usai dijamas lalu dikembalikan bersama Cinde, untuk disemayamkan di rumah dinas Bupati Ponorogo.
Sedangkan air sisa jamasan langsung dijadikan rebutan ribuan warga Ponorogo, karena diyakini, air tersebut bisa menyembuhkan berbagai penyakit, membuat awet muda, gampang jodoh, serta bagi pejabat bisa menaikkan pangkat dan derajatnya.

Beberapa hasil dokumentasi foto serangkaian acara Kirab Pusaka dalam penutupan "Grebeg Suro 2013"
























2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...